BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pada organisasi yang masih kecil semua kegiatan organisasi dapat ditangani oleh seorang pimpinan serta beberapa pegawai saja, karena transakasi yang terjadi tidak begitu rumit, pengawasanpun dapat secara langsung dilakukan terhadap semua kegiatan organisasi. Organisasi yang bertambah besar dengan aktivitas yang makin bertambah luas, kemampuan pimpinan untuk mengawasi dan mengurusi setiap bagian yang ada dalam organisasi semakin kurang. Oleh karena itu pimpinan harus mendelegasikan sebahagian tugas dan wewenangnya kepada bawahan. Dengan adanya pelimpahan tugas dan wewenang tersebut, maka dibutuhkanlah suatu alat untuk mengawasi jalannya aktivitas organisasi agar dapat diketahui sejauh mana kemajuan yang telah dicapai berdasarkan data-data dan informasi yang diperoleh untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan . Baik buruknya informasi yang disajikan sangat tergantung pada sistem yang diterapkan pada organisasi tersebut. Di samping itu sistem yang baik akan mendukung terciptanya internal control yang baik pula dan memberikan informasi keuangan yang cepat, tepat dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Dengan adanya internal control yang baik diharapkan dapat melindungi harta kekayaan organisasi, terciptanya kehandalan dan kecermatan data akuntansi serta meningkatkan kepatuhan terhadap kebijaksanaan yang telah digariskan pimpinan, sehingga penyelewengan dan kecurangan yang timbul dapat ditekan seminimal mungkin. Salah satu kekayaan organisasi yang mudah diselewengkan dan dipindahtangankan adalah kas. Kas yang meliputi uang tunai dan simpanan-simpanan di bank yang dapat dicairkan setiap saat paling banyak digunakan dalam aktivitas organisasi.
Kas sering digunakan untuk membiayai pengeluaran
organisasi yang sifatnya kecil atau sehari-hari. Namun pengeluaran kecil atau
sehari-hari tersebut sering terjadi sehingga jumlah totalnya cukup besar. Oleh
karena itu pengeluaran semacam ini perlu dikendalikan. Untuk itu organisasi
perlu membentuk suatu dana khusus yang disebut kas kecil . Kas kecil merupakan
dana khusus yang dibentuk organisasi untuk membiayai pengeluaran organisasi
yang sifatnya kecil atau sehari-hari. Contohnya biaya yang dikeluarkan untuk
membayar rekening listrik, biaya keamanan, biaya kebersihan, biaya untuk
makanan dan minuman yang dibutuhkan mendadak dan biaya-biaya kecil lainnya.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan kas kecil (Petty Cash)?
2.
Apa tujuan adanya kas kecil?
3.
Bagaimana karakteristik dari kas kecil?
4.
Apa saja dokumen yang dibutuhkan dalam
pengelolaan dana kas kecil?
5.
Apa saja metode dalam pengelolaan kas
kecil?
1.3 Tujuan
Penulisan
1.
Menjelaskan apa yang dimaksud dengan kas kecil
(Petty Cash).
2. Menjelaskan
tujuan dibuatkannya kas kecil.
3. Menjelaskan
karakteristik dari kas kecil.
4.
Menjelaskan dokumen yang dibutuhkan
dalam pengelolaan dana kas kecil (Petty Cash).
5.
Menjelaskan metode-metode dalam
pengelolaan kas kecil (Petty Cash).
1.4
Manfaat Penulisan
1. Menambah pemahaman tentang kas kecil
(Petty Cash).
2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan
tentang pelaksanaan penanganan Kas kecil.
3. Memperoleh informasi lebih jauh
mengenai pelaksanaan kas kecil.
BAB II
ISI
2.1
Pengertian
Kas Kecil (Petty Cash)
Kas
kecil (Petty Cash) adalah sejumlah
dana yang dibentuk khusus untuk pengeluaran yang bersifat rutin dan relative
kecil jumlahnya. Kas kecil digunakan untuk mendanai pengeluaran-pengeluaran
pimpinan yang jumlahnya relative kecil seperti dana entertain klien atau rekan kerja pimpinan, dana konsumsi untuk
kepentingan rapat, dan sebagainya. Sebagai orang yang dipercaya pimpinan untuk
mengelola kas kecil, sekretaris harus dapat mengatur dan merencanakan
penggunaan dana kas kecil dan membuat catatan keuangan yang dibukukan kembali
oleh bagian keuangan perusahaan.
Pengelolaan
kas kecil keuangan dilakukan oleh Biro Kesekretariatan atas
pengeluaran-pengeluaran tunai yang bersifat relative kecil. Hal ini dilakukan
untuk mendukung tugas pelaksanaan yang ada. Maksud diadakannya kas kecil adalah
agar kesekretariatan tidak perlu meminta dana kebagian keuangan.
2.1.1 Pengertian
Kas Kecil menurut Para Ahli
1.
WEYGANDT
Dana kas kecil adalah dana
kas yang digunakan untuk membiayai pengeluaran dengan jumlah yang kecik dan
masih dapat dikendalikan.
2.
ZAKI
BARIDWAN
Dana kas kecil adalah uang
kas yang disediakan perusahaan untuk membayar pegeluaran-pengeluaran yang
jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis apabila dibayar dengan cek.
3.
JOHAR
ARIFIN
Dana kas kecil adalah dana
yang disisihkan oleh perusahaan untuk membiayai pengeluaran dengan jumlah yang
relatif kecil.
Sementara
itu, menurut KBBI kas adalah tempat menyimpan uang; tempat membayar dan
menerima uang; keluar masuknya uang. Kesimpulannya,
kas kecil adalah dana khusus yang disediakan oleh perusahaan untuk membayar pengeluaran
operasional yang perlu segera dilakukan dan jumlah relatif kecil serta tidak
ekonomis apabila dibayar dengan cek atau giro.
Soemarso ( 2004 ) mendefinisikan dana kas kecil
sebagai berikut: “Sejumlah
uang tunai tertentu yang disisihkan dalam perusahaan dan digunakan untuk
melayani pengeluaran-pengeluaran tertentu. Biasanya pengeluaran-pengeluran yang
dilakukan melalui dana kas kecil adalah pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya
tidak besar, pengeluaran-pengeluaran lain dilakukan dengan bank ( dengan cek
)”.
Dari kutipan di atas jelas bahwa dana
ini hanya diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif
kecil yang tidak mungkin dilakukan dengan menggunakan cek. Oleh sebab itu
perusahan perlu menetapkan anggaran apa saja yang bisa dibayarkan dengan
menggunakan kas kecil, dan mata anggaran apa saja yang tidak bisa dilakukan
dengan menggunakan dana tersebut, karena tidak semua pengeluaran yang jumlahnya
kecil layak dibayarkan dengan menggunakan dana kas kecil. Tetapi ada perkiraan-perkiraan
karena alasan tertentu tidak dibayarkan dengan kas kecil, walaupun jumlahnya
relatif kecil.
2.1.2 Pengertian Kas Kecil secara umum
Dana
kas kecil dibentuk berdasarkan perkiraan pengeluaran biaya operasional
perusahaan yang relatif kecil pada waktu tertentu, misalnya untuk keperluan
satu bulan. Selanjutnya perusahaan akan mengeluarkan cek lalu mencairkan di
bank untun mengisi dana tersebut. Dalam sistem pengendalian intren, pengelolaan
dana kas kecil haus dilakukan terpisah dengan pengelolaan dana
kas pusat atau kasir umum. Dana kas
kecil dikelola oleh seorang petugas yang disebut pemegan kas kecil dan
bertanggung jawab atas penyimpanan dan pengunaan dana perusahaan tersebut.
Pengeluaran
kas didalam prakteknya, tidak semua dapat dilakukan dengan menggunakan cek,
karena untuk pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil, sangat tidak efektif
bila dilakukan dengan menggunakan cek. Untuk itu perusahaan biasanya membentuk
suatu dana khusus yang disebut dengan dana kas kecil ( Petty Cash Fund ).
Dalam
sebuah perusahaan yang sudah besar, fungsi dana kas kecil sangatlah penting
untuk menunjang kelancaran aktivitas dari perusahaan, karena setiap pengeluaran
yang relatif kecil tidak efektif jika dilakukan dengan menggunakan cek
disebabkan penarikan cek memebutuhkan waktu yang lama. Akan tetapi dengan
adanya dana kas kecil semua pengeluaran tersebut dapat dilakukan dengan segera.
Biasanya pengeluaran yang termasuk dalam dana kas kecil itu sifatnya
pengeluaran rutin. Adapun pengeluaran yang dilakukan dengan dana kas kecil
adalah biaya-biaya:
a.
Biaya makan minum
b.
Biaya perlengkapan
c.
Biaya keperluan kantor
d.
Serta biaya-biaya lainnya.
2.2 Tujuan Kas Kecil
2.2.1
Kegunaan Kas Kecil
a. Untuk
membayar pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang jumlah nominalnya kecil.
b. Sebagai
dana talangan untuk membayar pengeluaran yag sifatnya mendadak.
c. Sebagai
dana langsung untuk jenis-jenis pembayaran yang tidak praktis apabila
menggunakan cek.
d.
Untuk mempercepat proses pembayaran yang tidak
raktis apabila menggunakan lampiran keuangan yang perlu ditandatagani direktur
terlebih dahulu.
2.2.2 Tujuan dibentuknya Kas Kecil
a. Menangani masalah
perlengkapan/perbekalan kantor yang dialami oleh suatu bagian di kantor.
b.
Menghindari cara
pembayaran yang tidak ekonomis juga tidak praktis atas pengeluaran yang
jumlahnya relatif kecil dan mendadak.
c.
Meringankan beban staff
karyawan dalam memberikan pelayanan secara maksimal kepada pelanggan juga
termasuk kepada relasi bisnis pimpinan.
d.
Mempercepat aktivitas
atasan yang menggunakan dana secara mendadak dan juga tidak terencana
sebelumnya.
2.2.3 Alasan pembentukan dana Kas Kecil
1. Efektif dan
Efisien
Jika
perusahaan membuat satu lembar cek untuk setiap pengeluaran yang jumlahnya
relatif kecil, akan banyak sekali lembaran cek yang digunakan. Hal tersebut
merupakan pemborosan dan sebaiknya dihindari.
2. Pengendalian
Intern
Kas
merupakan harta perusahaan yang sangan mudah untuk dipindahtangankan dan sulit
dibuktikan kepemilikannya. Hal tersebut memungkinkan terjadinya penyelewangan
dan penyimpangan dalam penggunaannya. Oleh karena itu, dana kas haruskah
dikelola oleh rang yang sudah dipercaya dan kompeten.
3. Membantu
kasir umum dalam mengelola pengeluaran biaya-biaya
yang relatif kecil dan sifatnya rutin.
2.3 Karakteristik Kas Kecil
2.3.1 Karakteristik dasar
dari Kas
Kecil
a. Kas
kecil jumlahnya dibatasi, tidak lebih atau tidak kurang dari suatu jumlah
tertentu yang telah ditentukan oleh manajemen perusahaan. Besarnya kas kecil
tergantung kebijaksanaan masing-masing perusahaan.
b. Kas
kecil dipergunakan untuk membiayai dan mendanai pengeluaran-pengeluaran yang
sifatnya rutin setiap hari.
c. Kas
kecil disimpan ditempat khusus, biasanya dengan menggunakan kotak kecil yang
disebut dengan Petty Cash Box.
e. Ditangani
atau dipegang oleh petugas keuangan tingkatan pemula.
2.3.2
Pengendalian Kas
Kecil
Dalam
rangka mengendalikan hal-hal berkaitan dengan dana kas kecil, perusahaan dapat melakukan beberapa hal berikut:
a.
Menyiapkan petugas khusus yang
mengelola dana kas kecil.
b.
Membuat voucher atau buktui pengeluaran
kas kecil setiap danakas kecil keluar atau terpakai.
c.
Menetapkan batasan jumlah maksimum pembayaran dan jenis
pembayaran yang dapat dilakukan dengan mengunakan dana kas kecil.
d.
Mengawasi penggunaan dana kas kecil,
baik pengeluaran maupun pemasukannya.
e.
Melakukan inspeksi mendadak terhadap
penggunaan dana kas kecil oleh auditor internal.
2.3.3 Cara Pengisian Kas Kecil
Apabila jumlah nominal
uang yang terdapat dalam akun kas kecil telah menipis, maka dana kas kecil
harus diisi lagi dengan cara sebagai berikut:
a.
Pemegang petty cash mengajukan permintaan
kepada bendahara kas.
b.
Pemegang petty cash menyiapkan daftar
pengeluaran yang telah dilampiri bukti transaksi atas pengeluaran kas kecil.
c. Jika
telah sesuai dengan ketentuan, bendahara kas memberikan tanda persetujuan
kepada formulir permintaan tersebut dan memberi dana sebesar jumlah nominal kas
kecil yang sudah dikeluarkan.
2.4
Dokumen
yang dibutuhkan dalam pengelolaan dana Kas Kecil
Dokumen atau bukti
pemakaian Kas kecil ada dua yaitu bukti pengeluaran Intern dan bukti
pengeluaran Ekstern. Peralatan atau dokumen yang dibutuhkan dalam pengelolaan
dana kas kecil adalah :
a.
Bukti
kas keluar
Dokumen
ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas dari fungsi akuntansi kepada
fungsi kas besar yang tercantum dalam dokumen tersebut. Dalam sistem dana kas kecil,
dokumen ini diperlukan pada saat pembentukan dana kas kecil dan pada saat
pengisian kembali dana kas kecil.
b.
Cek
Cek adalah suatu cara pembayaran
yang menginstruksikan suatu lembaga keuangan, misalnya bank, untuk membayar
sejumlah nilai tertentu dengan mata uang tertentu dari rekening tertentu milik
pemberi instruksi pada lembaga tersebut kepada orang / badan yang namanya
tercantum pada cek atau pembawa cek pihak pembayar maupun penerima pembayaran
dapat berupa individu maupun badan hukum.
Terkait
dengan pengelolaan dana kas kecil, biasanya cek ini dibuat oleh kasir kas besar
setelah bukti kas keluar pembentukan dana kas kecil disetujui oleh
manajer/direktur keuangan perusahaan kemudian diserahkan kepada kasir kas kecil
untuk dicairkan dana kas kecil yang dibentuk ke bank.
c.
Permintaan
pengeluaran kas kecil
Dokumen
ini digunakan oleh pemakai kas kecil untuk meminta sejumlah uang kepada
pemegang dana kas kecil. Bagi pemegang dana kas kecil dokumen ini berfungsi sebagai
bukti pengeluaran. Dokumen ini diarsipkan oleh pemegang kas kecil menurut nama
pengeluaran dana kas kecil.
d.
Bukti
pengeluaran kas kecil
Dokumen
ini dibuat oleh pemakai dana kas kecil untuk mempertanggungjawabkan pemakaian
dana kas kecil. Dokumen ini dilampiri dengan bukti-bukti pengeluaran kas kecil
dan diserahkan oleh pemakai dana kas kecil kepada pemegang dana kas kecil.
e.
Permintaan
pengisian kembali kas kecil
Dokumen
yang dibuat oleh pemegang dana kas kecil untuk meminta kepada bagian
utang agar dibuatkan bukti kas keluar guna pengisian kembali dana kas kecil.
Apabila suatu saat saldo kas kecil tinggal sedikit, maka kasir kas kecil harus
mengajukan permohonan pengisian kembali kepada financial controller sesuai
dengan metode pencatatan yang digunakan.
Bila
jumlah uang yang terdapat dalam kas kecil sudah menipis, maka dana kas kecil harus
diisi dengan cara berikut:
a.
Pemegang
kas kecil mengajukan permintaan kepada bendahara kas.
b.
Pemegang
kas kecil menyiapkan daftar pengeluaran yang dilampiri bukti –bukti pengeluaran
kas kecil.
c.
Apabila
sudah sesuai dengan ketentuan, maka bendahara kas akan memberi tanda
persetujuan pada formulir permintaan pengisian kembali kas dan memberikan dan
sebesar jumlah kas kecil yang telah dikeluarkan.
2.5
Metode
dalam pengelolaan Kas Kecil
Melakukan tahapan-tahapan
pengelolaan dalam penggunaan dana yang ada, sehingga ketika laporan penggunaan
kas kecil diminta oleh pihak-pihak yang terkait dapat ditunjukkan dengan segera
dan lengkap tanpa ada kesalahan.
Metode
pencatatan kas kecil ada dua yaitu:
2.5.1
Metode
Tetap (Imprest fund system)
Metode Tetap adalah metode pembukuan kas kecil dimana
rekening kas kecil jumlahnya selalu tetap. Setiap pengeluaran kas terjadi,
pemegang petty cash tidak langsung mencatatnya, tetapi hanya sekedar
mengumpulkan bukti transaksi pengeluarannya. Pada waktu yang telah
ditetapkan sebelumnya, apabila dana petty cash hampir habis, baru dilakukan
pencatatan pembukuan berdasarkan pada bukti transaksi pengeluaran yang telah
dikumpulkan. Kemudian pemegang kas kecil melakukan pengajuan pembentukan
kembali dana kas kecil kepada bendahara kas sebesar nominal yang telah
dikeluarkan menurut pembukuan dan bukti transaksi pengeluaran. Sehingga jumlah
nominal dana kas kecil tetap seperti jumlah kas kecil semula.
Metode
Imprest ialah metode yang menentukan jumlah Petty Cash yang selalu konstan
dan tidak berubah-rubah, biasanya Petty Cash diisi dari kas besar sejumlah uang
tertentu untuk keperluan pembayaran selama jangka waktu tertentu, misalnya
untuk satu minggu atau dua minggu dan
sebagainya. Bilamana jangka
waktunya telah habis, atau jumlah uangnya sudah menipis, maka Petty Cash akan
diisi kembali oleh kas besar dengan jumlah uang yang sama.
Menurut
sistem imprest, pengawas kas kecil bertanggung jawab setiap saat terhadap jumah
dana yang berada ditangan baiksebagai kas atau dalam bentuk tanda terima yang
telah ditandatangani, tanda terima ini memberikan bukti yang diperlukan oleh
staff pengeluaran untuk menerbitkan cek pengisian atau form pengisian ulang.
Dua prosedur tambahan harus ditetapkan untuk menciptakan pengendalian yang
lebih menyeluruh atas dana kas kecil:
a.
Penghitungan mendadak
atas dana dilakukan dari waktu ke waktu oleh atasan pengawas kas kecil untuk
memastikan bahwa dana tersebut diperhitungkan secara memuaskan
b.
Tanda terima kas kecil
dibatalkan atau dihancurkan setelah diserahkan untuk pengisian ulang, sehingga
tanda pengisian tidak dapat digunakan untuk meminta pengisian ulang kedua
Meskipun secara
teori terdapat dua system pengelolaan dana kas kecil, akan tetapi dalam
kenyataannya hampir semua perusahaan yang telah membentuk dana kas,
mengelolanya dengan system imprest dengan alasan untuk mempermudah pengawasan
dan selain itu masih terdapat beberapa keuntungan menggunakan metode imprest
diantaranya:
- Menghemat waktu bagi kasir, karna tidak diganggu setiap kali ada pembelian atau pengeluaran kas kecil.
- Menghemat waktu dalam pembukuan pengeluaran rekening nominal.
Pada sistem Imprest Fund, Baridwan (
1992 ) mendefinisikan : ”Didalam sistem ini jumlah dana dalam rekening kas
kecil selalu tetap, yaitu sebesar cek yang diserahkan kepada kasir kas kecil
untuk untuk membentuk dana kas kecil ”
Ciri-ciri :
1. Bukti-bukti
penggunaan dana kas kecil dikumpulkan oleh pengelola kas kecil.
2. Pengisian
dana kas kecil dilakukan dengan penarikan cek yang sama jumlahnya dengan dana
kas kecil yang telah digunakan sehingga jumlah dana kas kecil kembali kepada
jumlah yang ditetapkan semula.
Langkah-langkah operasional metode imprest :
1. Pembentukan dana kas kecil dimana
pemegang kas kecil diberi sejumlah uang tunai yang nantinya untuk pembayaran
atas pengeluaran yang diperkirakan bisa memenuhi kebutuhan dalam dalam waktu
tertentu.
2. Dana
kas kecil dipergunakan untuk pembayaran transaksi pengeluaran .
3. Setelah
dana kas kecil habis/hampir habis, kasir membentuk kembali dana kas kecil,
mengisinya sebesar jumlah nominal pengeluaran yang terjadi.
Keuntungan metode Imprest :
1. Menghemat waktu dalam pembukuan
2. Memudahkan untuk mengetahui setiap
pengeluaran berdasarkan pos-pos
pengeluaran pada setiap pembukuan
3. Karena jumlah dana kas per periode
selalu sama sehingga memudahkan bendahara untuk menentukan jumlah dana
perbagian/ unit per periode Pemegang kas/pimpinan akan berhati-hati dalam
mengelola keuangannya mengingat dalam system ini tidak ada penambahan dana
ditengah periode.
Kelemahan metode Imprest :
1. Hanya dapat mengecek saldo kas di
akhir bulan / akhir transaksi.
2. Petugas kas kecil atau sekretaris
tidak dapat sewaktu-waktu mengambil/mengisi kas.
3. Tidak dapat sewaktu waktu mengecek
dana kas.
Dari penjelasan tersebut maka
jelaslah bahwa dana kas kecil yang dikelola dengan sistem Imprest Fund
menghasilkan beberapa keuntungan bagi pihak perusahaan yaitu untuk mempermudah
pengawasan, perhitungan dan pertaggung jawaban (Accountabilities).
2.5.2
Metode
berubah-ubah (Fluctuating fund system)
Metode
berubah-ubah adalah suatu metode pengisian dan pengendalian kas kecil dimana
jumlah kas kecil akan selalu berubah-ubah (sesuai dengan kebutuhan). Sistem ini menghendaki
bahwa jumlah nominal kas kecil tidak ditetapkan akan tetapi sesuai dengan
kebutuhan. Misalnya, ketika pertama kali membuat kebijakan, perusahaan
menetapkan jumlah nominal kas kecil sebesar Rp 5 Juta kemudian digunakan sesuai
dengan kebutuhan dan
kemudian kas kecil diisi kembali. Ketika waktu pengisian, jika
perusahaan menggunakan sistem dana tetap, maka jumlah kas kecil harus sama
jumlahnya dengan saldo awal kas kecil. Namun pada metode sistem dana
berubah (dana mengambang),
jumlah pengisian kembali kas kecil tidak harus sama dengan jumlah nominal saldo
awalnya, jadi bisa kurang maupun lebih.
Pada
waktu kas besar mengisi (dropping) uang ke petty cash, dibuat
jurnal dengan mendebit perkiraan petty cash dan mengkridit cash (kas
besar) sejumlah uang yang diserahkan.sewaktu kasir pemegang petty cash mempergunakan
uang tersebut untuk pembayaran yang menjadi wewenangnya, maka harus dibuat
jurnal tentang pembayaran tersebut, yakni dengan mendebit perkiraan biaya yang
bersangkutan dan mengkredit perkiraan petty cash. Dengan dikreditkannya
perkiraan petty cash tersebut, maka jumlah nilai atau angka yang
tercantum dalam perkiraan petty cash menjadi berkurang.
Bilamana
sisa uang dalam petty cash sudah hampir habis, maka kasir pemegang petty
cash dapat meminta dropping tambahan kepada kas besar. Jumlah dropping
tersebut tidak harus sama dengan jumlah pembayaran yang telah dilakukan dengan petty
cash, akan tetapi dapat lebih besar atau lebih kecil. Pada waktu kas besar
mengisi petty cash ini dibuat jurnal dengan mendebit perkiraan petty
cash dan mengkredit perkiraan cash (kas besar) sejumlah uang yang
diserahkan.
Menurut
Baridwan ( 1992 ) Fluctuation Method dikatakan, “Dalam sistem fluktuasi saldo
rekening kas kecil tetap, tetapi berfluktuasi sesuai dengan jumlah pengisisan
kembali dan pengeluran- pengeluaran dari kas kecil”.
Ciri-ciri :
1. Pembentukkan dan pengisian kembali
dana kas kecil di catat di debet dalam akun kas kecil.
2. Bukti pengeluaran kas kecil di catat
dalam buku jurnal kas kecil dengan mendebet akun-akun yang terkait dengan
penggunaan dan kredit akun kas kecil.
3. Besarnya jumlah dana kas kecil yang
disediakan berfluktuasi disesuaikan dengan perkembangan kegiatan bagian-bagian
pemakai dana.
Keuntungan metode Fluctuating :
1. Saldo kas kecil dapat diketahui
setiap saat.
2. Apabila dana kas kecil tidak cukup
administrasi atau petugas kas kecil dapat meminta/mengambil dana kembali.
3. Dana awal tiap periode selalu sama.
4. Mudah dilakukan pengontrolan
terhadap buku kas.
Kelemahan metode Fluctuating :
1. Tidak dapat diketahui pengeluaran
terbanyak digunakan untuk apa.
2.5.3 Perbedaan Metode Dana Tetap dengan Metode Fluktuasi
1.
Dalam metode dana
tetap, pengeluaran yang dilakukan oleh kasir kas kecil tidak di buat jurnal
sedangkan dalam metode fluktuasi
pengeluaran yang di lakukan oleh kasir kas kecil di buat jurnal.
2.
Dalam metode dana
tetap, Besarnya penggantian sebesar pengeluaran yang telah dilakukan sehingga
saldo kas kecil selalu tetap seperti semula. sedangkan dalam metode fluktuasi pengisian kembali tidak
harus sebesar pengeluaran yang di lakukan.
3. Dalam
metode dana tetap, saldo kas kecil tetap (seperti semula) sedangkan dalam metode fluktuasi saldo kas kecil berubah-ubah
(tidak tetap).
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1
Kesimpulan
Kas
kecil (Petty Cash) adalah sejumlah
dana yang dibentuk khusus untuk pengeluaran yang bersifat rutin dan relative
kecil jumlahnya. Kas kecil digunakan untuk mendanai pengeluaran-pengeluaran
pimpinan yang jumlahnya relative kecil seperti dana konsumsi untuk kepentingan tamu
atau rapat, dana keamanan, dana kebersihan maupun dana mendadak lainnya.
Pengelolaan kas kecil keuangan dilakukan oleh Biro Kesekretariatan atas
pengeluaran-pengeluaran tunai yang bersifat relative kecil. Hal ini dilakukan
untuk mendukung tugas pelaksanaan yang ada. Maksud diadakannya kas kecil adalah
agar kesekretariatan tidak perlu meminta dana kebagian keuangan.
Dokumen atau bukti pemakaian Kas
kecil ada dua yaitu bukti pengeluaran Intern dan bukti pengeluaran Ekstern.
Peralatan atau dokumen yang dibutuhkan dalam pengelolaan dana kas kecil adalah
bukti kas keluar, cek, permintaan pengeluaran kas kecil, bukti pengeluaran kas
kecil, permintaan pengisian kembali kas kecil.
Metode dalam pencatatan kas kecil
ada dua yaitu metode tetap (Imprest fund
system) dan metode berubah-ubah (Fluctuating
fund system). Metode Tetap adalah metode pembukuan kas kecil dimana
rekening kas kecil jumlahnya selalu tetap. Setiap pengeluaran kas terjadi,
pemegang petty cash tidak serta merta langsung mencatatnya, tetapi hanya
sekedar mengumpulkan bukti transaksi pengeluarannya. Sedangkan Metode
berubah-ubah adalah suatu metode pengisian dan pengendalian kas kecil dimana
jumlah kas kecil akan selalu berubah-ubah (sesuai dengan kebutuhan). sistem ini
menghendaki bahwa jumlah nominal kas kecil tidak ditetapkan akan tetapi
sesuai dengan kebutuhan.
3.2
Saran
Dalam setiap
pengeluaran perusahaan yang berjumlah kecil, alangkah lebih baik jika semua
tercatat dengan lengkap, bahkan untuk pengeluaran yang sangat kecil sekalipun, karena
seorang calon koruptor berawal dari penyelewengan keuangan yang jumlahnya
kecil, misalnya dari dana petty cash ini. Sebuah pencegahan lebih baik daripada
pengobatan apabila telah terjadi. Dana petty cash ini dapat digunakan untuk
kepentingan bersama oleh setiap pegawai pada perusahaan yang mengeluarkan dana
petty cash tersebut tanpa memandang jabatan siapapun yang meminta dana tersebut
dengan syarat telah mendapatkan ijin pengambilan dana dari atasannya yang
bertanggung jawab.
DAFTAR
PUSTAKA
Lawalata,
Caroline F.Ch. 2012. Panduan Lengkap
Pekerjaan Sekretaris. Padang-Indonesia:
Akademia permata.
http://materi-dana-kas-kecil_24.html diakses 27 Desember 2016.
http://materi-mengelola-dana-kas-kecil-ap.html diakses 27 Desember 2016.
pdf.nscpolteksby.ac.id/6-Kas%20Kecil-20150126.ppt diakses 27 Desember 2016. eprints.undip.ac.id/26466/1/SKRIPSI(R).pdf diakses 27 Desember 2016. eprints.uns.ac.id/9733/1/107283010200910101.pdf diakses 27 Desember 2016.
gak ada contoh gambar untuk dokumen-dokumennya ?
BalasHapus