Minggu, 13 Maret 2016

7 Habits



Sebagai generasi muda bangsa Indonesia saat ini, sudah seharusnya memiliki sifat-sifat dan kebiasaan yang baik, karena untuk menjadi pemimpin negeri ini, dibutuhkan pemuda-pemuda bangsa Indonesia yang memiliki semangat dan memiliki kebiasaan-kebiasaan dibawah ini :
1.      Bersikap proaktif
Anda dapat memulainya dengan bercermin terlebih dahulu. Lihatlah diri Anda sendiri, apakah Anda merasa percaya diri? Siapa pendorong diri Anda? Bukankah sang pendorong diri Anda selama ini adalah Anda sendiri? Mulailah untuk bertanggung jawab atas diri Anda sendiri. Menurut Elaine Maxwell, “Apakah saya gagal atau sukses bukanlah hasil perbuatan orang lain. Sayalah yang menjadi pendorong diri sendiri.”
2.      Merujuk pada tujuan akhir
Mulailah dengan mengingat-ingat tujuan akhir Anda, sehingga Anda dapat mengendalikan takdir Anda sendiri. Kejarlah apa yang Anda impikan, buatlah sasaran-sasaran untuk mencapainya. Ubah kelemahan-kelemahan Anda menjadi kekuatan, seperti sajak karya Douglas Malloch berikut ini : “Pohon yang tidak pernah harus berjuang mendapatkan sinar matahari, langit, udara, dan terang, tetapi berdiri di udara terbuka kehujanan, dan selalu kebagian hujan, tidak pernah menjadi raja hutan, melainkan hidup dan mati percuma.. Kayu yang baik tidaklah tumbuh dengan mudah, semakin kencang anginnya, semakin kuat pohon-pohonnya.”
3.      Dahulukan yang utama
Dalam kebiasaan ini, Anda belajar menentukan prioritas dan mengatur waktu Anda sehingga yang paling penting dan paling mendesak diutamakan terlebih dahulu. Anda dapat menolak apapun yang menurut Anda kurang penting atau bahkan tidak penting. Anda akan terbiasa menyusun agenda dan rencana-rencana yang akan Anda lakukan, sehingga Anda tidak akan menunda-nunda pekerjaan yang sudah dijadwalkan dengan kegiatan-kegiatan yang tidak memberikan manfaat. Unsur sukses menurut Albert E. Gray, “Semua orang sukses punya kebiasaan melakukan hal-hal yang tidak suka ddilakukan oleh para pecundang. Sebenarnya mereka sendiri juga tidak suka melakukannya tetapi ketidaksukaan mereka itu ditaklukkan pada kekuatan tujuan mereka.
4.      Berpikir menang/menang
Dalam suatu persaingan, Anda tak perlu menjadi pemenang dengan menjelekkan lawanmu. Menurut C.S.Lewis, “Kebanggan bukanlah mendapatkan kesenangan karena memiliki sesuatu, melainkan karena memiliki lebih banyak ketimbang orang lain.” Kebiasaan ini menciptakan persahabatan dalam setiap pertandingan, karena keduanya sama-sama menang dan mendapatkan penghargaan. Jika bisa sama-sama menang, mengapa harus ada yang kalah? Nikmatilah hidup ini, hindari pola pikir persaingan dan membanding-bandingkan. Kebiasaan ini sangat ampuh untuk mempertahankan sebuah hubungan, karena tidak ada yang merasa dirugikan.
  5.      Berusahalah untuk memahami terlebih dahulu, baru dipahami
Anda memiliki dua telinga dan satu mulut. Dengarkanlah pendapat orang lain dengan mata, telinga, hati dan jiwa, baru kemudian sampaikan pendapat Anda dengan jelas. Orang lain akan menghargai pendapat Anda, mereka akan mendengarkan keluh kesah Anda, jika Anda melakukan hal yang sama terhadap mereka. Ada pepatah dari suku pribumi Amerika, “Dengarkanlah, kalau tidak lidahmu akan membuatmu tuli.” Kebiasaan ini akan membuat Anda lebih dimengerti dan dipahami orang lain.
6.      Wujudkan sinergi
Sinergi ada dimana-mana, Anda dapat mewujudkan sinergi dimana pun Anda berada. Setiap orang belajar dengan cara yang berbeda-beda, memandang sesuatu dengan berbeda, kita juga mempunyai gaya, ciri dan karakteritik yang berbeda. Manfaatkan semua perbedaan yang ada disekitamu, jadikan perbedaan sebagai kekuatan. Kebiasaan ini akan mencapai jalan yang tinggi, suatu penyelesaian terbaik dalam setiap permasalahan Anda.
7.      Asahlah gergajimu
Kebiasaan ini menitikberatkan keseimbangan. Anda akan meluangkan waktu untuk istirahat, merawat tubuh, merawat otak, mempertajam pikiran, menenangkan hati, mendamaikan jiwa. Anda akan lebih memahami kebutuhan Anda. Anda tidak akan memaksakan tubuh Anda untuk terus bekerja disaat Anda kelelahan. Anda akan menghadapi kenyataan apapun, segalanya itu ada waktunya. Abraham Lincoln pernah ditanya, “Apa yang akan Bapak lakukan kalau punya waktu delapan jam untuk menebang pohon?” Jawabnya, “Empat jam pertamanya akan saya habiskan untuk mengasah gergajinya.”
                        
Desy Ratnaningsih, Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar