Sebagai generasi muda bangsa Indonesia saat ini, sudah seharusnya memiliki sifat-sifat dan kebiasaan yang baik, karena untuk menjadi pemimpin negeri ini, dibutuhkan pemuda-pemuda bangsa Indonesia yang memiliki semangat dan memiliki kebiasaan-kebiasaan dibawah ini :
1.
Bersikap
proaktif
Anda dapat memulainya dengan
bercermin terlebih dahulu. Lihatlah diri Anda sendiri, apakah Anda merasa
percaya diri? Siapa pendorong diri Anda? Bukankah sang pendorong diri Anda
selama ini adalah Anda sendiri? Mulailah untuk bertanggung jawab atas diri Anda
sendiri. Menurut Elaine Maxwell, “Apakah
saya gagal atau sukses bukanlah hasil perbuatan orang lain. Sayalah yang menjadi
pendorong diri sendiri.”
2.
Merujuk
pada tujuan akhir
Mulailah dengan mengingat-ingat
tujuan akhir Anda, sehingga Anda dapat mengendalikan takdir Anda sendiri.
Kejarlah apa yang Anda impikan, buatlah sasaran-sasaran untuk mencapainya. Ubah
kelemahan-kelemahan Anda menjadi kekuatan, seperti sajak karya Douglas Malloch
berikut ini : “Pohon yang tidak pernah
harus berjuang mendapatkan sinar matahari, langit, udara, dan terang, tetapi
berdiri di udara terbuka kehujanan, dan selalu kebagian hujan, tidak pernah
menjadi raja hutan, melainkan hidup dan mati percuma.. Kayu yang baik tidaklah
tumbuh dengan mudah, semakin kencang anginnya, semakin kuat pohon-pohonnya.”
3. Dahulukan yang utama
Dalam kebiasaan ini, Anda belajar
menentukan prioritas dan mengatur waktu Anda sehingga yang paling penting dan
paling mendesak diutamakan terlebih dahulu. Anda dapat menolak apapun yang
menurut Anda kurang penting atau bahkan tidak penting. Anda akan terbiasa
menyusun agenda dan rencana-rencana yang akan Anda lakukan, sehingga Anda tidak
akan menunda-nunda pekerjaan yang sudah dijadwalkan dengan kegiatan-kegiatan
yang tidak memberikan manfaat. Unsur sukses menurut Albert E. Gray, “Semua orang sukses punya kebiasaan
melakukan hal-hal yang tidak suka ddilakukan oleh para pecundang. Sebenarnya
mereka sendiri juga tidak suka melakukannya tetapi ketidaksukaan mereka itu
ditaklukkan pada kekuatan tujuan mereka.
4. Berpikir menang/menang
Dalam suatu persaingan, Anda tak
perlu menjadi pemenang dengan menjelekkan lawanmu. Menurut C.S.Lewis, “Kebanggan bukanlah mendapatkan kesenangan
karena memiliki sesuatu, melainkan karena memiliki lebih banyak ketimbang orang
lain.” Kebiasaan ini menciptakan persahabatan dalam setiap pertandingan,
karena keduanya sama-sama menang dan mendapatkan penghargaan. Jika bisa
sama-sama menang, mengapa harus ada yang kalah? Nikmatilah hidup ini, hindari
pola pikir persaingan dan membanding-bandingkan. Kebiasaan ini sangat ampuh
untuk mempertahankan sebuah hubungan, karena tidak ada yang merasa dirugikan.
5. Berusahalah untuk memahami terlebih
dahulu, baru dipahami
Anda memiliki dua telinga dan satu
mulut. Dengarkanlah pendapat orang lain dengan mata, telinga, hati dan jiwa,
baru kemudian sampaikan pendapat Anda dengan jelas. Orang lain akan menghargai
pendapat Anda, mereka akan mendengarkan keluh kesah Anda, jika Anda melakukan
hal yang sama terhadap mereka. Ada pepatah dari suku pribumi Amerika, “Dengarkanlah, kalau tidak lidahmu akan
membuatmu tuli.” Kebiasaan ini akan membuat Anda lebih dimengerti dan
dipahami orang lain.
6. Wujudkan sinergi
Sinergi ada dimana-mana, Anda dapat
mewujudkan sinergi dimana pun Anda berada. Setiap orang belajar dengan cara
yang berbeda-beda, memandang sesuatu dengan berbeda, kita juga mempunyai gaya,
ciri dan karakteritik yang berbeda. Manfaatkan semua perbedaan yang ada
disekitamu, jadikan perbedaan sebagai kekuatan. Kebiasaan ini akan mencapai
jalan yang tinggi, suatu penyelesaian terbaik dalam setiap permasalahan Anda.
7. Asahlah gergajimu
Kebiasaan ini menitikberatkan
keseimbangan. Anda akan meluangkan waktu untuk istirahat, merawat tubuh,
merawat otak, mempertajam pikiran, menenangkan hati, mendamaikan jiwa. Anda
akan lebih memahami kebutuhan Anda. Anda tidak akan memaksakan tubuh Anda untuk
terus bekerja disaat Anda kelelahan. Anda akan menghadapi kenyataan apapun,
segalanya itu ada waktunya. Abraham Lincoln pernah ditanya, “Apa yang akan Bapak lakukan kalau punya
waktu delapan jam untuk menebang pohon?” Jawabnya, “Empat jam pertamanya akan saya habiskan untuk mengasah gergajinya.”
Desy Ratnaningsih, Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar